Artikel Selanjutnya

Juliette Brindak - Mendulang Dolar dengan spirit "Girl Power"

Tidak ada komentar:
Juliette Brindak
Penampilannya sama dengan remaja putri Amerika pada umumnya. Berambut pirang, berkulit putih cerah, dengan dandanan modis sesuai fashion terkini anak muda. Sama sekali tidak mengesankan bahawa ia adalah seorang pengusaha dengan nilai kekayaan belasan juta dolar. Gaya bicaranya pun tidak beda dengan gadis seusianya, santai, spontan, dan dengan ekspresi apa adanya. Tetapi jangan salah, Juliette Brindak sudah memulai bisnis dan perusahaannya jauh sebelum gadis-gadis lain menemukan passion-nya. Ya, di usia sangat muda, yaitu 10 tahun, gadis ini sudah tahu apa yang menjadi panggilan jiwanya. 

Juliette Brindak

“Saya dan keluarga baru saja kembali dari liburan musim panas. Rasanya bosan sekali di perjalanan. Saya mulai mencorat-coret beberapa karakter anak perempuan yang saya anggap keren,” ungkap Juliette tentang ide membuat lima gadis remaja yang masing-masing memiliki penampilan khas tersendiri. Belum ada ide untuk memberinya nama apa sehingga Juliette hanya menyebutnya sebagai “Cool Girls”. Ibu Julette yang seorang desainer grafis melihat bakat putrinya yang masih berusia 10 tahun.

Sampai di rumah, sang ibu memindai coretan sang bocah ke komputer. Menurut ibu Juliette, karakter lima gadis atraktif itu harus diberi nama. Setelah berunding, ibu dan anak ini memutuskan untuk memberi nama karakter itu sebagai Miss O, Juliette, Harlie, Isabella, dan Justin, yang tergabung dalam “Miss O and Friends”. Bersama ibu dan adiknya, Juliette mengembangkan Miss O ke dalam berbagai pose aktivitas, seolah tokoh kartun yang hidup. Beberapa tahun kemudian, di pesya ulang tahun adiknya yang ke-8, ibu Juliette memperbanyak gambar “Miss O and Friends” dengan komputernya, dan membagikan ke semua tamu undangan. Wow, ternyata gadis-gadis kecil itu suka dengan “Miss O and Friends”. Mereka mengira karakter tersebut berasal dari toko atau semacamnya.

“waktu itu saya akan memasuki usia belasan tahun, sedangkan adik saya masih delapan tahun. Saat itulah saya sadar bahwa karakter yang saya ciptakan sangat cocok dengan usia kami,”ujar Juliette.

*Mempertahankan Gaya Gadis Belia

Sambutan antusias teman-teman olivia pada “Miss O and Friends” membuat Juliette berpikir, mengapa tidak membuat karakter itu semakin bertambah hidup dengan memanfaatkan internet? Akan menyenangkan apabila “Miss O and Friends” dapat berinteraksi langsung dengan gadis-gadis cilik pengagumnya, bukan? Juliette memang hobi menggambar sejak kecil. Ditambah lagi ibunya punya kemampuan desainer grafis yang cukup oke. Adik Juliette, Olivia, cukup antusias dengan ide ini. Ia akan dengan senang hati mengajak teman-temannya untuk mengikuti petualangan “Miss O and Friends” di dunia maya. Akan tetapi, bukan sembarangan petualangan biasa sebab lima gadis keren ini juga akan mengajak gadis-gadis cilik lain ikut bergaya keren, meberi tips-tips seru, bahkan saling berinteraksi satu sama lain. Ya, sebuah situs jejaring sosial selayaknya Facebook atau MySpace, tetapi dengan spirit gadis remaja.

Jadilah Juliette semakin semangat mengembangkan karakter “Miss O and Friends”, sembari menentukan menu bagi konten website Missoandfriends.com. ibunya membantu dengan sentuhan desain grafis menawan, sementara Olivia sang adik membari masukkan dari sisi selera yang sangat mewakili gadis cilik seusianya. website Missoandfriends.com. ditujukan bagi gadis-gadis kecil usia 8 hingga awal belasan tahun yang merindukan website yang memang sesuai dengan jiwa mereka. Menurut juliette, pada periode usia itu, para gadis belia tumbuh dengan cepat secara fisik, tetapi tidak diimbangi dengan kedewasaan emosi. Maka “Miss O and Frieds” coba untuk memberi wadah bagi mereka untuk saling “curhat”, mengemukakan pendapat, bahkan mengekspresikan emosi satu sama lain. Ia ingin gadis-gadis seusia dia dan adiknya tetap menjadi gadis-gadis, bukan gadis belia yang bergaya wanita dewasa seperti yang digambarkan di website dewasa kebanyakan. Di Missoandfriends.com, para pengguna gadis belia dapat saling berinteraksi melalui pesan instan, e-mail, games, kuis, dan forum diskusi, untuk berbagi informasi apa saja seputar dunia mereka.

Website ini memiliki desain khas, berlatar merah muda, dengan pernak-pernik khas gadis belia. Dan tentu saja kehadiran gadis keren “Miss O and Friends” yang tampak semakin hidup. Lebih dari sekedar ajang gaul, website ini juga menanamkan rasa percaya diri bagi gadis-gadis belia yang sering digayuti rasa minder akibat penampilan. Maka rubrik fashion juga dihadirkan di website itu agar para gadis belia mampu tampil modis, tetapi tetap sesuai dengn usianya. Website ini sangat pas bagi para gadis cilik yang sudah bosan bermain boneka, namun belum pantas bergaya ala Britney Spears. Menurut Juliette, di zaman itu mulai banyak gadis cilik meniru gaya Britney Spears dan Christina Aguilera, padahal itu tidak sama sekali mencerminkan gaya gadis belia di dunia nyata. Semua pesan positif ke para pengguna website disampaikan dengan gaya santai, fun, dan jauh dari kesan menggurui.

Melanjutkan hobi menggambarnya, Juliette menulis buku bergambar “Miss O and Friends” yang di unggahnya ke website. Bisa di unduh sebagai e-book, atau di beli dalam buku bentuk cetak. Dengan semangat, ia pun membuat berbagai gimmick menarik berbasis karakter lima gadis keren ciptaannya. Ternyata karya-karyanya ini sangat di sukai para pengunjung website Missoandfriends.com. mereka tak segan merogoh kocek untuk membelinya

*Bernilai 15 Juta Dolar

Apakah saat itu Juliette sudah berpikir untuk meraup keuntungan dari website itu? “Sama sekali tidak. Yang saya dan adik saya pikirkan adalah sekedar bersenang-senang,” tukas Juliette. Sama dengan bisnis rumahan yang masih tergolong coba-coba, semua dilakukan secara gotong royong. Juliette dibantu ibu dan adiknya untuk memperkaya konten website. Sementara itu, ayahnya yang memang mengerti pengetahuan bisnis, memberi advis bagaimana membangun sebuah usaha. Demi mendanai kelangsungan website, meminta bantuan keluarga dan kerabat terdekat untuk berinventasi di bisnis “main-mainnya” itu.

Karena dikerjakan dengan senang hati maka kerja keras dan waktu pun berlalu tanpa terasa. Hingga sampai pada suatu hari di tahun 2005, tanpa diduga Missoandfriends.com sudah memiliki 10 juta pengunjung per bulan. Hal ini sungguh di luar dugaan. Melonjaknya trafik ke website milik Juliette tersebut membuat sejumlah investor tertarik untuk menanamkan modal dan tentu saja pemasang iklan pun ikut membanjiri. Menurut investor mereka, Procter & Gamble, nilai website Missoandfriends.com mencapai 15 juta dolar pada tahun 2005. Padahal waktu itu Juliette baru saja menginjak usia 16 tahun.

Sadar bahwa bisnisnya bukan lagi main-main, juliette mulai memperbaiki coretan gambar ‘’miss O and friends’’. Ia menulis buku serial miss O and Friends dengan lebih baik dan mulai diterbitkan penerbit besar. Bahkan ia menggalang gadis-gadis belia untuk ikut menulis bersama-sama melalui lomba menulis yang di adakan di website-nya. Buku berjudul Write On! Merupakan salah satu serial Miss O and Friends yang berisi kompilasi tulisan para gadis belia, semacam Chicken Soup for The Soul. Buku serial Miss O and Friends sendiri sudah terjual ratusan ribu eksemplar dan akan terus bertambah.

*Tetap Interaktif

Juliette sangat menikmati bisnisnya, terlebih lagi pendapatan yang dihasilkannya dalam beberapa tahun terakhir terus melonjak. Dengan uang yang di dapat, ia terus berinvestasi dan mengembangkan ide-ide baru agar bisnisnya tidak mandek. Ada banyak bisnis online yang berkembang pesat, tetapi juga redup dngan cepat. Gadis ini tak ingin terjadi pada “Miss O and Friends”. Kini kekayaanya di taksir sudah mencapai nyaris 20 juta dolar. Ia terus berinovasi agar website-nya tak pernah sepi pengunjung. Website Juliette menerbitkan buku bersama, menggelar kuis dan kompetisi, dan menambah program bagi ajang interaksi “Girl2Girl” yang banyak diminati.

Mereka dapat banyak sponsor yang dengan senang hati membanjiri para member dengan hadiah-hadiah menarik. Sebut saja Simon & Schuster yang memberi mereka tiket nonton konser One Directions atau sejenisnya. Mau tak mau, Juliette mulai masuk dalam pergaulan selebritas demi bisa membawa pengunjung “Miss O and Friends” lebih dekat dengan idolanya. Usaha itu akhirnya tak sia-sia sebab Juliette akhirnya berhasil mengajak member website-nya menemui Miley Cyrus, Jonas Brothers, dan Justin Bieber. Terobosan-terobosan macam ini membuat web “miss O and Friends” kian diminati banyak gadis-gadis belia dari seantero Amerika dan dunia. Kendati sudah sampai pada taraf ikut dijuluki sebagai selebritas, Juliette tetap berusaha akrab dengan pengguna dan anggota website “Miss O and Friends” bahkan, Juliette tak segan mengadakan lomba dengan hadiah jalan-jalan ke kanada bagi para member “Miss O and Friends”.

“kami mengubah rencana bisnis yang sejak awal menjadi panduan sebab rencana bisnis memang selalu berubah. Kami terus berusaha menemukan cara untuk membuat gadis-gadis belia itu terlibat, menghasilkan pendapatan, dan membuka outlet baru bagi komunitas Miss O,” Papar Juliette tentang usahanya mempertahankan bisnis. Ia ingin membangun bisnis yang terus berjalan berkelanjutan, tidak sekadar menghasilkan profit lalu berhenti begitu saja. Uang yang didapat dari bisnis akan terus digunakan untuk mengembangkan bisnis dan memberi manfaat bagi komunitas gadis-gadis belia yang didirikannya. Bisnis oniline akan mati apabila hanya sekadar melakukan aktivitas di dunia maya. Harus diiringi dengan aktivitas dan penggalangan komunitas di dunia nyata. Para anggota dan pengguna website bukanlah “mahluk maya” yang hanya butuh interaksi maya. Mereka adalah manusia nyata yang juga perlu disapa di dunia nyata, di keseharian, bahkan dilibatkan dalam aktivitas yang bermanfaat bagi mereka sendiri.

Pada tahun 2011, website “Miss O and Friends” menduduki peringkat ke tiga dijajaran website kategori para gadis, menurut Inc. Magazine. Website ini juga masuk ke dalam top 10 website khusus gadis berdasar data Amazon Alexa Data. Kini website “Miss O Friends” memiliki lebih dari 7.000 ruang kelas online di seantero Amerika. Website ini terhubung dengan website Gedung Putih, National Geograpich, NASA. Kolom Dear Abby di website ini tersindikasi ke seantero dunia melalui McClathchy-tribune.

Saat ini Juliette menghabiskan waktu untuk kuliah dan tetap mengelola bisnis, sembari menulis buku. Bukan suatu kesibukkan yang mudah untuk dijalankan memang. Ia adalah mahasiswa jurusan antropologi dan kesehatan publik di Washington University,St.Louis. jurusan itu menarik perhatiannya sebab isu kesehatan bagi wanita sangat berkaitan erat dengan website yang dikelola Juliette. Bagaimana tantangan seorang mahasiswa yang juga terus menekuni bisnis? Sudah pasti cukup alot. Ironisnya, Juliette mengalami rintangan dari salah satu dosennya yang justru seorang pengajar kelas entrepreneurship.

“Dosen ini sangat tidak bisa kompromi dengan waktu. Pernah saya harus menghadapi ujian akhir, di hari yang bersamaan juga harus menghadiri rapat penting di California. Saya sudah mengajukan surat izin untuk bisa menunda ujian, mengikuti ujian berikutnya. Tetapi dosen itu tidak mengizinkan sama sekali. Syukurlah rapat bisa terlaksanakan dengan baik, namun saya sangat terkejut dengan reaksi sang dosen,” ujar Juliette berbagi mengenai betapa sulit membagi waktu antara bisnis dan kuliah.

Juliette sendiri sekarang bukan lagi seorang gadis remaja belia. Namun demikian, ia mengaku tet ap berusaha mempertahankan pemahaman atas jiwa seorang remaja putri agar dapat terus mendapatkan soul gadis belia. Pada mei 2011 lalu, ia meraih gelar sarjana dari Washington University di St. Louis. Gadis ini juga masuk dalam jajaran “Top 50 Woman Who Inspire Us”, Self-Made Magazine, 2010. Tercantum pula dalam “America’s Coolest College Start-ups”, Inc. ,Magazine,2011, dan segundang penghargaan lain.

“kenalilah audiens anda dengan sangat baik. Hal terburuk yang bisa anda lakukan adalah anda merasa tahu siapa target anda namun ternyata salah,” demikian pesan Juliette bagi sesama entrepreneur muda di seantero dunia. Gadis yang menjadikan Maxine Clark, CEO, dan founder Build-A-Bear Workshop sebagai model bisnisnya ini beranggapan bahwa sekali seseorang memiliki ide yang kuat, ia harus menemukan orang yang tepat untuk membantunya mengeksekusi ide tersebut. “Jangan biarkan orang lain menjauhkan anda dari rencana orisional anda,” tegasnya. Sementara Juliette sendiri mengaku selama ini menjalankan advis dari sang idola, Maxine Clark, yang berkata “Jadilah seperti spons, terus menyerap segalanya.”***


[Sumber : dari buku 15 Anak genius peraup dollar - Merry Magdalena]
Read More

Farrah Gray - Jutawan dari kawasan kumuh

1 komentar:
Farrah Gray
Ia disebut sebagai pria kulit hitam paling berpengaruh di Amerika oleh National Urban Leagaue. Jika Kebanyakan warga Afro-Amerika lebih dikenal sebagai musisi atau pebasket maka Farrah Gray tampil Anti-mainstream sebagai pengusaha, motivator, dan penulis buku bestseller. Di usia 21 tahun, Ia resmi menyandang gelar doktor di depan namanya. Bukan karena lulus kuliah, melainkan ia adalah doktor kehormatan Allen University. Apa yang membuat lelaki kelahiran tahun 1984 ini begitu menakjubkan? Yang jelas, Farrah Gray si usia muda sudah memiliki kekayaan senilai 2 juta dolar.


Farrah Gray

Lahir dan besar di lingkungan miskin bagian selatan chicago, membuat Farrah kecil terbiasa dengan hidup sederhana, Di usia 6 tahun, ketika anak sebayanya masih bermanja-manja pada ibunya, Farrah sudah mulai berpikir bagaimana meringankan beban sang ibu, Paula. Maklum, Paula adalah seorang ibu tunggal yang harus membesarkan putranya seorang diri. Ayah Farrah sudah meninggalkan mereka sejak Farrah lahir. Mereka hidup di lingkungan kumuh, rawan kejahatan. Lingkungan itu sedemikian mengerikan hingga Farrah menggambarkannya dengan, “Suatu hal yang baik apabila tidak ada anggota keluarga disana yang mati terbunuh dalam satu bulan.”Apartemen yang mereka huni pun lebih layak di sebut sebagai rumah susun kumuh dan bobrok. Penuh dengan kecoak, tikus, dan kerusakan disana-sini. Sungguh bukan sebuah tempat yang layak untuk membesarkan seorang anak. Akan tetapi, Farrah dan anak-anak lain di lingkungan itu sudah sangat terbiasa sebab itulah yang mereka miliki sejak lahir.

Sadar bahwa hidupnya serba kekurangan, Farrah kecil di usia 6 tahun mencoba mencari penghasilan dengan menjual batu pengganjal pintu. Untuk memberi nilai yang lebih, batu yang dikumpulkan dari jalanan ia lukis lebih dulu. Batu-batu itu ia jual ke para tetangga, dari pintu ke pintu. Ketika bermain-main di kamar ibunya, Farrah menemukan body lotion buatan sang ibu yang biasa dipakai untuk dirinya sendiri. Paula terlalu miskin untuk bisa membeli body lotion hingga ia harus meramu sendiri untuk dipakai. Terbetik ide untuk membantu ibunya menjual body lotion tersebut. Karena tidak memiliki botol kemasan khusus, Farrah memanfaatkan botol bekas yang di manfaatkanya dari tempat sampah, dicuci, lalu di bersihkan. Body lotion buatan sang ibu, ia jajakan dari rumah ke rumah. Dari berjualan batu pengganjal pintu dan body lotion, si bocah kecil itu sukses mengumpulkan 50 Dolar. Angka yang cukup fantastis bagi anak seusianya dan dari kalangan ekonomi lemah seperti Farrah.



Saat itu tahun 1990, Farrah terpikir untuk membuat kartu nama sendiri yang ia bagikan ke para “pelanggan”. Pada kartu nama bertulisan tangan itu tertera namanya, “Farrah Gray, CEO Abad ke 21”. Setelah beranjak dewasa, Farrah mengaku ia menulis kartu nama itu begitu saja sebab tidak tahu harus menulis apa. Namun demikian, apa yang ia tulis merupakan sebuah doa dan harapan bahwa kelak ia harus menjadi seorang CEO. Ternyata kartu nama tersebut cukup mengesankan Roy Tauer, seorang kenalan Paula. “Anak ini masih sangat kecil, tapi sudah punya semangat bisnis,” demikian kira-kira pikir Roy. Iseng-iseng ia mengajak sang bocah yang waktu itu masih berusia 8 tahun untuk mendirikan klub bisnis UNEEC, kependekan dari Urban Neighborhood Economic Enterprise Club. Organisasi ini bertujuan untuk mengajak anak-anak muda sekitar menjadi wirausaha seperti Farrah kecil.

“kami mulai mengumpulkan dana dengan cara menjual limun. Bukan hal besar, memang. Kami berhasil mendapatkan 15.000 dolar, dengan uang itu saya membuka sebuah kantor di Wall Street di usia 13 tahun,” ujar Farrah dalam suatu wawancara. UNEEC pun berganti nama menjadi New Early Entrepreneur Wonders (NEEW). Farrah menjadi seorang termuda yang memiliki kantor di Wall Street, sebuah kawasan bergengsi Amerika. Di sini Farrah masih berkutat dengan bisnis penjualan limun, hanya kali ini ia mengandalkan resep warisan neneknya. Selain menjalankan NEEW, Farrah juga mendirikan Farr-Out Foods, nama perusahaan tempat ia mengembangkan produk makanan. Nama Farr-Out Foods sendiri di akui Farrah tak lain adalah permainan dari namanya sendiri. “Nenek saya selalu membuat sendiri sirup untuk kami minum sebab kami tidak mampu untuk membelinya. Saya coba untuk ikut membuatnya, tapi gagal,”ujar Farrah.Untuk mendukung bisnisnya, Farrah mengikuti kursus marketing, mendaftar ke sejumlah seminar, dan belajar banyak tentang ilmu pemasaran produk serta bagaimana melakukan tawar-menawar.

* Satu Juta Dolar Pertama

Setelah itu baru terpikirkan, untuk terus menjual limun atau sirup, rasanya mulai membosankan. Terpikir untuk membuat panekuk yang masih menggunakan resep sirup sang nenek. Ide ini tidak sia-sia. Kombinasi dari sirup stroberi lezat resep nenek dengan panekuk menghasilkan penganan lezat yang di sukai banyak orang. Produk Farr-Out Foods dikenal dengan cepat hingga penjualan 1,5 juta dolar. Di usia 14 tahun, Farrah resmi menjadi seorang jutawan. Remaja belia ini semakin antusias. Impiannya saat itu hanya satu, memensiunkan nenek dan ibunya. Ia beranggapan, dua wanita paling berarti dalam hidupnya itu sudah cukupbekerja keras untuknya. Sudah saatnya mereka beristirahat, menikmati hidup. Cukup Farrah yang bekerja untuk mereka. Cita-citanya itu terwujud ketika ia berhasil menjual perusahaannya senilai 1 juta dolar. Dengan uang yang di dapat, ia membeli rumah yang lebih baik bagi ibu dan neneknya serta memperkerjakan sejumlah asisten rumah tangga untuk melayani mereka.

Sebagian dari keuntungannya, ia gunakan untuk bisnis lain. Farrah mendanai sebuah acara komedi di Las Vegas dan membeli 80% saham inner CityBroadcasting. Dari sini farrah mulai memproduksi acara “Showtime at the Apollo” bersama dengan Inerrcity Magazine. Keberhasilan ini sudah pasti mengundang perhatian banyak orang. Seorang bocah 14 tahun sukses menjalankan bisnis dan menghasilkan jutaan dolar, bukan sebuah hal yang biasa saja tentunya. Sebenarnya, publikasi sudah didapatkan remaja ini ketika ia berusia 11 tahun. Stasiun TV KVBC Channel 3 mewawancarainya sebagai seorang anak berjiwa bisnis dari kawasan kumuh Chicago. Sejak itu pula Farrah tampil di berbagai media cetak dan elektronik, seperti “Good Morning America”, “The Montel Williams Show”, “Tavis Smiley”, “The Tom Joyner Show”, XM Satellite Radio, dan tentu saja the Wall Street Journal. Puncaknya, bocah itu muncul di setiap sabtu malam dalam acara “Backstage live” yang disiarkan sindikasi TV dan Radio di Las Vegas. Setiap pekan, Farrah Gray menyihir 12 juta pemirsa dengan penampilannya sebagai co-host. Dari sini ia menginspirasi orang banyak. Lebih dari itu, ia pun dibayar untuk melakukannya.



* Filosofi Reallionaire

Selama usia 12 hingga 16 tahun, Farrah juga mendirikan dan menjalankan serangkaian bisnis venture, di antaranya KIDZTEL, sebuah layanan kartu telepon prabayar , One Stop Mail Boxes & More franchaise, dan The Teenscop “Youth AM/FM”, suatu talk show interaktif remaja di Radio. Nyaris semua karyawannya adalah anak-anak dan remaja belia yang ia galang dari kawasan kumuh. Di usia 15 tahun, Farrah menjadi anggota termuda di antara Board of Advisors bagi Las Vegas Chamber of Commerce. Ia juga menduduki jabatan Board of Directors selama tiga tahun untuk united Way of Southern Nevada.

Pada umur 19, Farrah memutuskan untuk memulai berbagi pengalaman melalui buku. Bukan kebetulan ia sudah memiliki perusahaan penerbitan sendiri, Intercity Magazine. Urusan penerbitan buku bukan hal asing baginya sebab antara penerbitan majalah dan buku memiliki benang merah yang jelas. Semangat untuk berbagi dan menginspirasi orang lain ia tuangkan ke dalam buku berjudul Reallionaire yang terbit pada tahun 2004.

Sebenarnya, ide menerbitkan buku datang dari orang lain. Sebelumnya, seseorang dari HCI, penerbit bergengsiyang juga menerbitkan Chicken Soul for The Soup, menghubungi Farrah. “Kisah hidupmu sangat menarik, apakah kamu sudah mempunyai buku tentang dirimu?” Bukan Farrah namanya jika ia “pasrah” begitu saja bukunya diterbitkan HCI. Ia menawarkan kerjasama ke HCI untuk menerbitkan buku bersama-sama dengan perusahaan yang segera didirikannya. Farrah Gray Publishing. Penerbitan milik Farrah kini menaungi tidak kurang dari 80 penulis selebritas, termasuk Flava Flav, Don Lemon dari CNN, Richard Roundthree,Tasha Smith,dan putra mendiang Bob Marley, Ky-Mani Marley.

Dalam buku Reallionaire, Farrah menggambarkan bagaimana perjuangannya dari seorang anak yang selalu antre makanan dengan kupon, tinggal di kawasan kumuh, hingga berkantor di kawasan bergengsi Amerika. Dengan gaya bahasa menyentuh, pemuda itu mengisahkan betapa sulit pergulatan hidup di kawasan kumuh. Lingkungan tempat tinggal Farrah adalah lingkungan tempat anak-anak remaja seusianya sudah berurusan dengan obat bius dan minuman keras. Adalah suatu keajaiban ia mampu menghindari semua kebiasaan buruk itu. Bahkan, ia mampu bangkit menciptakan lapangan kerja sendiri serta bagi anak –anak lain.

“Itulah spirit entrepreneur negara dunia ketiga. Anda harus menciptakan pekerjaan sendiri. Anda tidak dapat menunggu perusahaan besar seperti Exxon atau Wal-Mart memperkerjakan Anda. Spirit ini coba saya ajarkan ke para entrepreneur muda.”

Kata “Reallionaire” sendiri merupakan sebuah filosofi yang dikembangkan Farrah, berdasarkan pengalaman hidup. “Ada begitu banyak orang yang hidup dengan uang, dan kehidupan ternbaik yang bisa di beli. Aku ingin menampar beberapa orang yang menurut Anda menjalani kehidupan terbaik, tetapi mereka tidak kaya di dalam. Aku mulai filosofi ini untuk menjadi kaya di dalam dan keluar,” jelas Farrah.

Setiap langkah yang membawanya ke tingkat yang lebih baik, ia tandai dengan satu dari prinsip-prinsip keberhasilan yang dipelajarinya sepanjang hidup. Farrah menuliskan 9 langkah yang harus di jalaninya sebelum mampu mencapai kesuksesan seperti sekarang ini. Sembilan langkah itu adalah sebagai berikut.

Langkah 1: Pahami kekuatan sebuah nama.
Langkah 2: Jangan pernah takut penolakan.
Langkah 3: Bangun suatu tim mentor terpilih
Langkah 4: Raih setiap kesempatan
Langkah 5: Ikuti arus, tetapi tetapkan tujuan anda.
Langkah 6: Siapkan diri secara emosional untuk menerima kegagalan
Langkah 7: Fokuskan waktu Anda pada apa yang Anda kuasai
Langkah 8: Cintai pelanggan Anda
Langkah 9: Jangan meremehkan kekuatan jejaring (network)

Buku Reallionaire masuk dalam list bestselling Barnes & Noble dan Essence Magazine, serta laku keras di Amazon. Tak kurang dari nama-nama populer, seperti Bill Clinton, Pierre Sutton, Stedman Graham, Jack Canfield, dan Mark Victor Hansen, memuji karya tulis Farrah ini. Bahkan, buku tersebut menjadi buku referensi bacaan seputar wirausaha di sejumlah sekolah dan perguruan tinggi seperti Universitas Harvard dan Princeston.

Tak lama setelah mendirikan Farrah Gray Publishing, ia juga membuat Farrah gray Foundation, sebuah yayasan yang memprakasai jiwa wirausaha di kalangan remaja. Di sini ia memberi pendidikan entrepreneurship dan beasiswa bagi pelajar yang tidak mampu. Farrah mendanai semua aktivitas yayasanini dari honorarium yang ia dapatkan sebagai pembicara dan penjualan buku. Asal tahu, sekali tampil sebagai pembicara atau motivator, Farrah di bayar anatara 5.000-10.000 dolar. Namanya masuk dalam katalog premiere speakers bureau, sebuah daftar yang berisi nama-nama pembicara papan atas Amerika. Diperkirakan farrah telah tampil di hadapan lebih dari setengah juta orang setiap tahun sebagai motivator, pembicara seminar, konferensi, hingga penasihat bisnis praktis.

Selama perjalanan kariernya, Farrah telah tampil si banyak publikasi, sebut saja reality show “NBC Starting Over”, “20/20”, “ABC World News Tonight”, “The Montel Williams Show”, “Oprah & Friends”, “Tom Joyner Show”, “The Michael Baisden Show”, Russ Parr, Radio One, TV One, The Tavis Smiley Show, CNBC, BET, NBC, FOX, CBS, BRAVO, PBS, NPR, Bloomberg, Ebony, Jet, Essence, Upscale, Black Enterprise, Black MBA, “O” The Oprah Magazine, Washington Post, the Wall Street Journal, dan the New York Post. Black Voice menjuluki Farrah Gray sebagai satu dari “Top Ten Sexiest Black CEO”. Di situ ia di sejajarkan dengan Kenneth Chenault, Tiger Woods, dan Sean “Diddy” Combs. Farrah Gray juga menjadi kolumnis yang tergabung dalam sindikasi National Newspaper Publishers Association (NNPA). Sebagai mantan pelatih keuangan AOL, Farrah juga memberi saran ke jutaan pelanggan AOL melalui topik harian seputar kepemimpinan, pengembangan pribadi, keragaman, perencanaan strategis, kreativitas, pengembangan bisnis, dan manajemen finansial.

Pada tahun 2005, Farrah resmi menyandang gelar Doktor kehormatan atau Honorary Doctorate untuk bidang kemanusiaan dari Allen University. Ia boleh menyebutkan dirinya sebagai Dr. Farrah Gray, kendati tidak pernah mengikuti program studi Doktor di Universitas mana pun. Gelar kehormatan ini didapatnya berkat kepawaiannya memberi teladan di bidang kepemimpinan, integritas, dan pemikiran ekonominya yang luar biasa.

Tahun 2007, Farrah menerbitkan dua buku sekaligus, bertajuk Get Real, Get Rich dan The Truth shall Make You Rich. Berbeda dengan buku pertamanya yang banyak mengisahkan sisi kelam, dua buku ini lebih banyak berbagi tips dan inspirasi tentang memberi sesuatu bagi orang lain. Tiga buku karya Farrah sudah di terjemahkan ke berbagai bahasa seperti Rusia, Jerman, Prancis, Korea, Indonesia, Vietnam, dan sudah di terbitkan nyaris di seantero dunia.

Selain berjiwa bisnis, Farrah juga sangat murah hati. ia menjadi filantrop dengan aktif sebagai juru bicara untuk National Coalition for the Homeless dan National Marrow Donor Program. Untuk bisa mendanai semua aktivitas nonprofitnya, Farrah juga bekerja sebagai konsultan pribadi sejumlah perusahaan bergengsi seperti JP Morgan Chase, bahkan juga U.S Departmen of Commerce Minority Development Agency. Sebagai ketua Farrah Gray Foundation dan juru bicara bagi National Coalition for Homeless dan penggagas National Bone Marrow Donor Program, Farrah sudah delapan kali di undang ke Gedung Putih untuk bertemu dengan presiden Amerika Serikat. Mulai dari Bill Clinton, George Bush, dan Barrack Obama, telah berjabat tangan dengan pemuda mengagumkan ini. “Setelah 10 tahun sebelumnya saya bertemu presiden Clinton dan Bush, rasanya agak berbeda ketika bertemu presiden Obama. Ia tampak mirip seperti saya,” Komentar Farrah saat ditanya bagaiman kesannya mengunjungi Gedung Putih untuk ke sekian kalinya.

* Perlakuan Rasis

Tentu saja Farrah juga pernah mengalami kegagalan selama membangun bisnisnya. Sebagai seorang Afro-Amerika yang berkulit hitam, tidak mudah baginya untuk dapat di terima di kalangan pebisnis. Beberapa kali Farrah sempat mengalamai diskriminasi warna kulit. Bahkan setelah ia sukses dan terkenal pun, perlakuan rasis tetap dia alaminya. Penerbit asal Rusia misalnya, menolak untuk mendisplai foto dirinya dengan alasan tidak ingin pembaca tahu bahwa penulisnya berkulit hitam. Farrah cukup berbesar hati menerima keputusan itu. “Oke saja, saya paham itu adalah sebuah keputusan marketing. Yang penting apa yang ingin saya sampaikan tetap sampai ke pembaca,” 
Komentarnya.

Figur Farrah Gray ternyata diilai cukup berpengaruh bagi remaja seusianya. Sebuah riset yang dilakukan kauffmann Foundation menyatakan kisah inspiratif Farrah memberi kontribusipada peningkatan jumlah entrepreneur di Amerika Serikat. Selama kurun waktu 2007-2010, terjadi peningkatan sebesar 40% pemuda usia 18-24 tahun yag memulai bisnis. Demikian riset yang diadakan bekerjasama dengan Harris Interactive Polls. Pada periode tersbut, Farrah Gray memang cukup banyak tampil di media dan ajang seminar dan konferensi.

Farrah mewanti-wanti para pemuda yang ingin terjun ke dunia bisnis untuk mengenali lebih dulu apa kelebihan dirinya. Setelah itu baru di ketahui area mana yang menjadi kepiawaian seseorang. “Setellah menetapkan area itu, Anda akan tahu dimana menempatkan diri untuk menjadi yang terbaik,” Pesan Farrah. Kemudian, ajukan tiga pertanyaan pada diri anda sendiri.

· Apa yang mudah Anda lakukan, tetapi sulit dilakukan orang lain?
· Apa yang Anda perbuat dan hal yang tidak akan mendapat bayaran karenanya?
· Bagaimana saya bisa bagian dari suatu pelayanan?

“Seseorang entrepreneur yang baik dapat menjawab ketiga pertanyaan tersebut dan secara otomatis market dunia akan terbuka baginya,” ujar Farrah

Jerih payah Farrah di masa kecil membuatnya menunai panen keberhasilan di usia dewasa. Bukan sekedar harta, kepopuleran, dan hidup nyaman melainkan juga apresiasi dari banyak pihak. Selain berhak menyematkan gear doktor di depam namanya, pemuda ini juga dinobatkan sebagai satu dari “12 Famous Enterpreneurs Black Entertainment Television’s (BET)”. Ia juga menerima Trumpet Award Young Entrepreneur Recipient. MSN.com menyejajarkannya dengan Mark Zuckerberg di Young Tycoons List. Masuk pula di deretan “20 Modern History Makers” bersama dengan Barack Obama menurut Upscale Magazine. Banyak lagi penghargaan lain yang tentu akan membuat semakin panjang daftar prestasinya.

“Saya kenal Farrah Gray, kami sudah mendiskusikan tentang masa depannya. Motivasinya mencerminkan di akan jadi apa kealak. Perilakunya menentukan bagaimana ia akan berhasil membuat perbedaan,” Komentar mantan Prsiden Amerika Serikat Bill Clinton tentang pemuda menakjubkan ini.***


[Sumber dari buku : 15 Anak Genius Peraup Dollar - Merry Magdalena]
Read More

Cameron Johnson - Jawara eCommerce

Tidak ada komentar:
Cameron Johnson
Cameron Johnson yang lahir di Virginia, Amerika Serikat, 13 November 1984, memiliki pendapatan 300.000 hingga 400.000 dolar perbulannya atau sekitar 3 Miliar sampai 4 Miliar rupiah sebelum lulus SMA, Cameron sudah memiliki aset yang bernilai lebih dari 1 Mililar dollar.
Cameron memulia bisnisnya sejak usai 9 Tahun, perusahaannya dibidang eCommerce, sepeti Millionairesecret.com, TrueLoot.com, Kazzagator, certificateSwap dan AimBuddy.
Berawal dari kreativitasnya membuat kartu ucapan yang didesain sendiri secara sederhana, yang dijual pada awalnya kekeluarga, saudara hingga akhirnya kewalahan kebanjiran pesanan. Pada usianya ke 10 Tahun cammeron mendapatkan ijin dari orang tuanya untuk membuat rekening tabungan sendiri, waktu itu orang tuanya sudah merasakan adanya jiwa bisnis dalam diri putranya tersebut. Dengan memliki rekening tabungan sendiri, cameron mulai belajar menabung dan mengatur keuangannya sendiri dengan belajar cara mengelola finansial yang baik. selain rajin menabung cameron juga rajin menyisihkan penghasilannya kegereja. Kebiasannya tersebut dibawa hingga cameron menginjak dewasa.

Cameron Johnson

Melelang Boneka Adik

Dari bisnis perdana ini, Cameron sukses meraup beberapa ribu dolar yang ia tabung. Apakah ia puas sampai di situ? Tidak. Pada umur 12 Tahun, bocah berambut pirang ini mulai tergoda saat melihat 30 buah boneka Ty Beanies Babies yang teronggok di rumah. Boneka milik adik Cameron dibiarkan begitu saja karena si adik sudah mulai bosan. “Bagaimana kalau aku memberimu 100 dolar, dan semua boneka itu menjadi milikku,” begitu kira-kira Cameron membujuk si adik. Tentu si adik setuju sebab ia sudah jenuh dengan mainannya sendiri. Boneka-boneka tadi “dilelang” oleh Cameron ke eBay. Siapa sangka, 30 Ty Beanis Babies laku dengan harga 10 kali lipat dari uang yang dikeluarkan Cameron!

Mengendus aroma bisnis yang baik ini, Cameron pun terpikir untuk segera membuka toko online yang menjua boneka Ty Beanis Babies. dalam usia semuda itu, ia memberanikan diri menghubungi distributor Ty dan mulai memasarkannya di eBay serta toko online-nya sendiri, Cheers and Tears. Dalam tempo kurang dari setahun, si pengusaha cilik ini sudah mengumpulkan 50.000 dolar. Pakah cukup sampai di situ? Tunggu dulu.

Bukan Cameron namanya jika cepat puas. Setelah merasakan sendiri betapa menyenangkannya bekerja mengumpulkan uang, ide-ide bisnis lain pun mengalir deras di kepala Cameron. Penghasilan dari Cheers and Tears harus ia kembangkan menjadi bisnis baru lagi. Bisnis di internet sangat menarik minatnya sebab ia tak perlu terlalu banyak menghabiskan waktu dan energi. Remaja belia ini berpikir, bagaimana bisa meraup penghasilan dari dunia maya sehingga ia masih tetap bisa bersekolah dan bermain selayaknya remaja seusianya.

Berbisnis melalui internet bagi anak semuda Cameron memberi imbas positif tersendiri. Bayangkan, siapa yang bersedia berbisnis dengan seorang anak usia 11 tahun di dunia nyata, melibatkan uang yang tidak sedikit pula? Tentu akan sulit. Dengan adanya internet, semua komunikasi dan interaksi dilakukan melalui e-mail. Klien dan mitra bisnis Cameron tidak perlu tahu bahwa mereka sedang berurusan dengan seorang anak “ingusan”. Bahkan, Cameron pun nyaris tidak pernah mengangkat telepon masuk dengan alasan “siapa yang akan percaya berbisnis dengan seseorang yang suaranya adalah suara anak lelaki cempreng?” kendala gap usia ini dapat dituntaskan Cameron berkat kehadiran teknologi internet.

Isu privasi di internet cukup menggelitik Cameron. Banyak orang mengeluhkan betapa e-mail biasa tidak terlalu melindungi identitas pengirimnya. Dari sini Cameron terinspirasi untuk membuka bisnis layanan pengiriman e-mail yang tetap melindungi informasi pribadi si pengirim. Layanan ini diberi nama My EZ Mail. Cameron tidak perlu susah payah belajar programming komputer sebab ia mampu mempekerjakan seorang programmer yang dapat menjalankan apa yang ia inginkan. Dalam kurun waktu dua tahun saja, My EZ Mail menghasilkan 3.000 dolar per bulan yang didapat dari iklan. Bisnis ini berjalan sesuai dengan impiannya, bisa mendulang dolar sementara ia masih tetap dapat bersekolah, bermain-main dengan teman-temannya, dan tentu saja menggali ide bisnis lain. Di usia 14 tahun, Cameron dinominasikan sebagai salah satu “peraih penghargaan Junior Achievements Young Entrepeneur Of The Year”. Sayang, ia dikalahkan oleh temannya yang berusia 16 tahun. Remaja ini hanya menjadi runner up. Tak masalah, pikirnya, ia justru berteman baik dengan sang pemenang dan mereka berkolaborasi mendirikkan perusahaan bernama Surfing Prizes. Mereka mengajak seorang programmer remaja asal california untuk membuat software sesuai kebutuhan perusahaan. Karena tidak mampu membayarnya, Cameron menawarkan kerja sama kemitraan. Dari sinilah Cameron belajar bagaimana membangun bisnis secara serius, yaknu menawarkan kerja sama kepemilikkan saham bagi rekan yang diajak cukup mumpuni.

Cek Ratusan Ribu Dolar

Surfingprizes.com merupakan perusahaan periklanan online. Layanan ini menyediakan iklan di browser web yang paling banyak dikunjungi pengguna internet. Mereka menggunakan strategi piramida klasik untuk memasarkan layanan ke seantero dunia maya. Pengguna yang ikut serta mengelola iklan dan mendapatkan pelanggan baru akan mendapatkan keuntungan 10% dari pendapatan per jam. Akan tetapi, tetap saja strategi ini dianggap kurang menguntungkan sebab profit yang di dapat terlalu “recehan”, jauh dari apa yang dibayangkan Cameron dan dua temannya. Solusinya, mereka bermitra dengan perusahaan iklan besar, seperti DoubleClick, L90, dan Advertising.com. melihat rekam jejak Cameron yang cukup memukau, perusahaan-perusahaan iklan raksasa tersebut tertarik untuk bekerja sama. Disepakati, perusahaan-perusahaan tersebut akan mendapat bagian 30% dari seluruh hasil penjualan iklan. Tentu saja masih tersisa 70% keuntungan untuk tiga remaja belia ini.

“Saya berusia 15 tahun saat menermia cek senilai 300.000-400.000 dolar per bulan,” ujar Cameron dalam sebuah wawancara. Bisa dikatakan ia sudah bergelimbang dolar di usia muda. Bisnis ini pun mulai kurang menantang baginya. Cukup empat tajun saja ia menekuni bisnis tersebut. Ia menjual perusahaan beserta dengan software layanannya, tanpa database informasi pelanggan, yang dihargai dengan nilai sangat tinggi yang tak ia sebutkan, “sebelum lulus SMA, seluruh aset yang saya miliki sudah mencapai nilai lebih dari 1 miliar dolar.”

Lulus SMA seperti pelajar lain, Cameron melajutkan ke perguruan tinggi. Ia diterima di Virginia Polytechnic Institute. Memang dasar jiwa bisnisnya sangat tinggi, belum sampai satu semester kuliah, pemuda ini sudah kembali tertarik untuk memulai bisnis baru. Kali ini ia menggandeng Nat Turner, seorang teman yang ia pikir cukup pas di hati untuk berbisnis bersama. Kali ini bisnisnya di beri tajuk Certificateswap.com. sesuai namanya, bisnis ini melayani jual beli sertifikat penghargaan yang bisa di tukar dengan transaksi di eBay. Untuk menyiasati kompetisi dengan layanan serupa yang sudah ada, Cameron memasang harga yang lebih rendah dari pesaing. Ketika itu, layanan lain mengambil profit sebesar 13%, sedangkan Cameron dan Nat hanya meraup untung 7,5%. Dengan strategi ini, mereka dibanjiri peminat. Walau cukup sukses dan mendulang profit tinggi, seperti biasa Cameron pun dilanda kejenuhan. Ia dan Nat sepakat untuk menjual perusahaan tersebut pada tahun 2004. Tentu saja laku dengan harga cukup mencengangkan walau ia enggan menyebutkan berapa angkanya. Yang jelas, di usia 19 tahun, Cameron sudah menjadi jutawan belia. Mengesankan bukan, mengingat ia memulai bisnisnya pada usia 9 tahun?

Di tahun yang sama, Cameron juga sempat merilis bisnis eCommerce lain, yakni TrueLoot.com. masih bersama Nat Turner, bisnis ini merupakan layanan marketing online yang mengintegrasikan iklan online, e-mail dan SMS. Sama dengan bisnis eCommerse Cameron yang lain, akjhirnya perusahaan tersebut ia jual dengan harga fantastis. Di tahun-tahun sebelumnya, remaja tersebut juga sudah sempat menjual Zablo.com, InfiniteProfiles.com, KazaaGator, AimBuddy, ChooseYourPrize.com, SearchOmega, VoteStation.com, SurfingXChange, SurfingPrizes.com, dan EmazingSites. Semua dihargai dengan nilai cukup membanggakan, mengingat remaja ini sudah menjadi sangat populer dan di senggani di dunia eCommerce. Sejak Januari 2004, Cameron diminta menjadi penasihat di bidang marketing bagi para dealer mobil Ford. Wow, luar biasa sekali, bukan?

Yang dilakukan Cameron sesungguhnya adalah terus menggali ide-ide bisnis, mencari rekan untuk bekerja sama, kemudian menjalankannya. Setelah berjalan dan suskses membuktikan bahwa idenya mendulang uang, ia pun menjualnya ke pihak lain. Ide-ide itu seolah tidak pernah habis. Kepiawainnya berbisnis membuat remaja ini cukup populer dan diwawancarai ratusan media massa, termasuk Newsweek, BusinessWeek, dan New York Times. Sadar bahwa ia punya pengalaman yang lumayan menakjubkan dibanding remaja seusianya, Cameron mulai menulis buku untuk berbagi kisah seru.

Bisnis Tanpa Beban

Tahun 2007, Simon & Schuster menerbitkan bukunya You Call the Shots: Succed Your Way—and Live the Life You Want—with the 19 Essential Secrets of Entrepreneurship. Sejak itu pula, ia dibanjiri undangan menjadi pembicara di berbagai seminar, talkshow, dan konferensi, untuk berbagi kisah suksesnya di dunia eCommerce pada usia belia. “kekayaan sesungguhnya bukan apa yang anda dapatkan dari dunia, melainkan apa yang anda bagikan pada dunia,” demikian pesan Cameron. Selain terus meraup sukses dari bisnisnya kini, Cameron juga terlibat dalam dukungan ke sejumlah organisasi nonprofit.

Apakah itu berarti Cameron berhenti berbisnis? Tidak juga. Kini ia memiliki usahanya sendiri, mulai dari mengisi acara TV bergengsi, membuat acara itu sendiri, dan menjalankannya. Jika dulu ia sibuk membuat berbagai macam website pribadinya sendiri, CameronJohnson.com. Dari situ saja, pemuda ini sudah sangat sibuk. Menjadi konsultan ahli dibidang bisnis bagi para selebritas muda, menjadi host acar Beat The Boss di BBC, belum lagi begitu banyak panggilan untuk wawancara dan mengisi aneka acara lain. Cameron juga menjalankan MilionaireSecrets.com, sebuah komunitas online pengusaha muda.

Apa sesungguhnya keuntungan dari memulai bisnis di suia muda? Menurut Cameron, ia termasuk orang yang sangat beruntung. “Banyak orang punya pengalaman horor dengan rekan bisnis mereka. Tapi, saya sungguh beruntung sebab hampir semua rekan kerja saya juga anak-anak muda seusia saya. Dengan begitu kami punya banyak kesamaan, tidak banyak perbedaan pendapat, termasuk masalah uang,” ujar Cameron mengingat masa-masa ia berjuang membangun perusahaan dengan sesama remaja. Dengan memulai usaha di usia belia, bersama dengan teman-teman seusia juga, membuat bisnis tidak terlalu terbebani dengan keinginan mencari profit semata, melainkan lebih untuk mengejar passion. Anak-anak atau remaja belia tidak akan dikejar tagihan untuk membayar sewa apartemen, cicilan rumah, listrik, telepon, dan sejenisnya. Kondisi ini membuat remaja dapat berpikir lebih segar dan kreatif sebab tidak terpenjara dalam angka-angka belaka. “ketika kita memulai bisnis di usia anak-anak, uang adalah hal yang terakhir kita pikirkan. Mulailah dari sana,” pesan Cameron.***

[Sumber dari buku : 15 Anak Genius Peraup Dollar - Merry Magdalena]
Read More

Takut terlalu tua untuk sukses

Tidak ada komentar:
Motivasi kita
Kebanyakan orang sekarang seperti terburu-buru dalam meraih kesuksesan. Sulit untuk menyalahkan individu. Pihak penguasa di berbagai negara didunia juga berbuat demikian, misalnya bersaing satu sama lain untuk menjadi negara yang mendapatkan predikat negara termaju. Setiap hari  kita dibanjiri dengan model baru televisi dan radio, surat kabar, buku dan sebagainya, yang mengajak kita menjadi cemerlang, bersaing dan lain-lain. Mempunyai daya saing itu baik, tetapi dengan siapakah kita bersaing? Dalam pertandingan pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Bagi setiap orang yang menang, semuanya menjurus kepada persoalan pokok, yaitu dengan siapa kita bersaing? Banyak orang terperangkap oleh persoalan ini, dan hidup mereka menjadi sengsara dan biasa-biasa saja. Kta seharusnya bekerjasama dengan mereka, dan bersaing dengan diri kita sendiri. Orang lain hanya sebagai ukuran dan tidak lebih daripada itu.

Bila Anda sadari bawah musuh terbesar diri kita adalah diri kita sendiri dan bukanlah sesuatu yang ada diluar diri kita. Banyak orang dilatih menyamakan kesukseskan dengan kemenangan dan berprestasi baik dengan mengalahkan seseorang. Ini membuat orang beranggapan, hanya persaingan menentang orang lain yang dapat menghasilkan prestasi, dan yang hanya dengan mengutamakan kepentingan diri saja seseorang dapat sukses. Kajian terbaru Dr. Robert Helmreich, ahli psikologi di Universitas Texas, Amerika Serikat, menunjukan bahwa kerjasama dengan orang lain lebih berhasil daripada bersaing dengan orang lain. Membudayakan kemenangan seseorang pada kegagalan orang lain menimbulkan masalah dan tidak berguna. Anda dilahirkan bukan untuk mengalahkan seseorang, melainkan untuk berkerjasama dengan seseorang. Bila ingin bersaing, bersainglah dengan diri Anda sendiri Anda sendiri, dan kalahkanlah musuh besar dalam diri Anda sendiri.

Renungkanlah kata-kata berikut :

"Orang tidak disebut gagal setelah, Aku telah mencoba segala upaya"
"Hanya ada satu jenis kegagalan, yaitu gagal berusaha setelah melakukan segala daya upaya yang ada dalam diri kita"


Jadilah Diri Sendiri Yang Terbaik
Jika kita tidak dapat menjadi pohon beringin dipuncak bukit, Jadilah semak belukar di lembah
Jadilah semak belukar yang tecantik di sisi bukit, walaupun bukan rumput, jadilah semak belukar yang tercantik dan terindah
Jika kita tidak bisa menjadi rimbun disaat menjadi semak belukar, tetap berkembang dan hiasilah jalan dimana-mana
Jika kita tidak bisa menjadi ikan emas, jadilah ikan sepat, tetapi jadilah ikan sepat yang terlincah di dalam air
Tidak semua bisa menjadi Nahkoda kapal, bahkan kita harus menjadi awak kapal atau penumpangnya, pasti ada sesuatu untuk semua yang terjadi tersebut
Karena ada tugas pada masing-masing perannya, ada tugas yang ringan dan ada tugas yang berat, semuanya terjadi karena ada sebabnya
Jika kita tidak bisa menjadi bulan, jadilah bintang
Jika kita tidak bisa menjadi jagung, jadilah kedelai
Semuanya bukan dinilai dari menang atau kalah
Intinya seberapa kuat Anda berani menjadi diri Anda sendiri

- Douglas Mallock-

Yah, diri Andalah pesaing Anda sendiri yang terhebat, anggapan salah mengenai bersaing menentang orang lain telah membuat banyak orang begitu bimbang dan langsung beranggapan mereka tidak seharusnya gagal. Sebagian orang merasa sudah terlalu tua dan tidak dapat mengelak dari kegagalan.
Orang menjadi tua hanya karena melupakan impiannya. khawatir, ragu. takut dan kecewa. Inilah saat-saat yang membuat kita tunduk dan menyebabkan semangat hidup kita menjadi layu, lapuk dan hancur menjadi debu. Ketika Anda begini...yah Anda memang sudah TUA.
Seperti kata Jenderal Douglas MacArthur, "Anda Semuda keyakinan diri, Setua rasa takut, semuda harapan, setua kekecewaan"
Jika dipikirkan betul-betul, umur sebenarnya hanya hasil khayalan manusia saja.

Read More

Mengintropeksi diri sendiri [Cerita Inspirasi]

Tidak ada komentar:
Diceritakan pada saat siang hari datanglah seorang anak yang hendak membeli obat di apotek, setelah anak ini membeli obat, dia berkata pada pegawai apotek tersebut "Pak bolehkan saya meminjam teleponnya sebentar untuk menelpon seseorang", setelah dipinjamkan oleh pegawai apotek tersebut, ternyata pembicaraannya di telepon itu diperhatiakan oleh seorang ibu muda yang sedang duduk menunggu resep. "Hallo, apa betul ini dengan dengan dokter binsar??"tanya si anak ditelepon tersebut "Apakah bapak dokter membutuhkan seorang pegawai untuk membersihkan rumah, kalau bapak membutuhkannya saya bersedia kerja ditempat dokter dengan bayaran kecil atau seadanya?", percakapan tersebut masih berlangsung "ooohh dokter sudah tidak membutuhkannya, karena sudah ada anak lain yang telah bekerja selama ini ditempat dokter??",pembicaraan masih berlangsung, "apa? dokter juga mau menjadikan anak itu menjadi anak angkat??". dan setelah selesai menelepon anak ini langsung bergegas keluar dengan wajah yan begitu senang.
Ibu muda yang memperhatikan percakapan anak tersebut langsung memanggil anak itu dan berkata. "Nak...ibu dengar dipercakapan telepon tadi kamu sedang membutukan sebuah pekerjaan yah? kamu mau bekerja ditempat ibu", dan si anak itupun langsung menjawab dengan tersenyum,"Ibu, sebetulnya saya tidak membutuhkan pekerjaan, yang tadi saya telepon itu adalah dokter binsar, dan saya telah bekerja lama ditempat beliau, tadi saya menelpon itu hanya pura-pura saja bu , karena saya ingin tahu tentang kepuasan dokter binsar atas pekerjaan saya selama ini hehehe, dan saya bersyukur karena dokter binsar sangat suka dengan pekerjaan saya, lalu saya juga kaget kalau dokter binsar akan menjadikan saya sebagai anak angkatnya.

Seseorang yang memiliki motivasi untuk berprestasi tinggi selalu mencari cara untuk mengevaluasi diri, selalu mencari cara untuk terus belajar dalam merubah sikapnya, selalu berupaya untuk menjadi lebih baik dari hari ke harinya.

"Bagaimana cara memakan gajah?" jawabannya adalah potonglah kecil-kecil dan bagaimana cara mengalahkan musuh besar dalam diri kita dan jawabannya kalahkan satu persatu.

Kelemahan didalam seseorang adalah merupakan tantangan bagi orang yang optimis untuk diperbaiki agar bisa dioptimalkan menjadi kekuatan baru. Manusia secara takdirnya adalah makhluk yang paling sempurna diantara semua mahluk yang ada didalam dunia ini, namun untuk masalah sikap, sifat dan karakater manusia tidak ada sempurna, semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga manusia sangat perlu untuk bekerjasama agar bisa saling melengkapi. Walaupun begitu kita harus tetap optimis untuk berjuang memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik di setiap harinya.

Orang-orang yang menolak untuk melakukan instropeksi diri akan membuat dirinya tumbuh dalam kemunduran kedewasaan emosi dan spritual, tidak berkembang dan cenderung menurun. Mental yang kuat dan baik akan terbentuk melalui proses yang baik, hati yang baik akan terbentuk dari kebiasaan yang baik.



Read More

Teruslah melangkah apapun yang terjadi – Kakek, Cucu dan Keledai [Cerita Inspirasi]

1 komentar:
Cerita Inspirasi
Bila hari ini anda masih sakit hati oleh perkataan orang lain terhadap anda , masih memperdulikan perkataan orang lain yang menjelekan  anda, masih mengkhawatirkan perkataan orang  lain tentang anda, masih tersinggung oleh perkataan orang lain, masih marah karena perkataan orang lain melalui komentar, perkataan, hinaan, gosip, fitnah dan lain sebaiknya anda membaca cerita di bawah ini, agar anda mampu menangani perasaan emosi anda yang sedang kesal atau marah. Dan untuk andapun yang belum pernah membaca cerita ini saya harapkan anda dapat terinspirasi dalam proses pendewasaan didalam hidup ini.

Diceritakan ada seorang kakek yang memiliki satu orang cucu yang masih kecil berusia sekitar 6 tahun. Singkat cerita pada hari itu adalah hari ulang tahun sang cucu tercinta, kakek sangat ingin memberikan sebuah hadiah ulang tahun kepada cucunya tersebut. “ Cucuku, sekarang adalah hari ulang tahunmu, kakek ingin mengabulkan satu permintaanmu pada hari ini. Kamu ingin hadiah apa cucuku?” kata si kakek, dan cucunyapun menjawab “Kek, aku ingin dibelikan seekor keledai karena aku sangat menyukainya”. Tanpa menunggu waktu yang lama, akhirnya kakek pun mengajak cucunya tersebut pergi ke pasar hewan untuk membeli seekor keledai. Setelah lama mencari akhirnya cucu inipun mendapatkan hadiah istimewanya dari kakek seekor keledai , sang cucu pun merasa sangat senang sekali dengan pemberian seekor keledai tersebut dari kakek .

Setelah selesai pergi membeli keledai tersebut, kakek, cucu  dan keledai ini berjalan beriringan melangkah pulang menuju rumahnya. Perjalanan pulangpun ditempuh dengan berjalan kaki dengan jarak yang agak jauh, perjalanan pulang tersebut harus melewati sebanyak 4 desa untuk sampai kerumah mereka.
Ketika perjalanan pulang, kakek ,cucu dan keledai ini melewati sebuah desa  yang pertama, di desa pertama ini ada sekumpulan orang yang memperhatikan kakek,cucu dan keledai sambil berkemontar “ Kek,!! Itukan keledai bisa dimanfaatkan, naikan aja cucunya keatas keledainya” . Dan sikakek pun meresponnya “hmm ...betul juga yah apa yang dikatakan orang tadi” dan kakekpun menyuruh cucunya untuk menaiki atau menunggangi keledai tesebut.
Perjalananpun berlanjut, memasuki desa yang kedua.  

Didesa yang kedua inipun ada sekelumpulan orang lagi yang berkomentar “kek, itu punya cucu kok tidak sopan!! Masa kakeknya jalan kaki sedangkan cucunya enak duduk diatas keledai, harusnya kakeknya yang naik diatas keledai . si kakekpun meresponnya “hmm...yah sudah, kita gantian saja yah cucuku, sekarang kakek yang naik keledainya” dan posisipun berganti si kakek yang menunggangi keledai dan si cucu yang berjalan kaki sambil menuntun keledai tersebut.

Di desa yang ketiga. Kakek ini dikejutkan oleh teriakan seorang pemuda yang berkata “Kakek tidak tahu malu!!masa anak kecil disuruh jalan kaki, sedangkan kakeknya asyik duduk diatas keledai!!” dan si kakekpun langsung meresponnya dengan sedikit rasa kesal, “Ayo cucuku, kamu naik juga keatas keledai ini!!” kata si kakek, dan sekarang kakek dan cucu tersebut keduanya naik menunggangi keledai tersebut.

Di desa yang keempat, masih saja ada yang mencibir mereka berdua, sekarang giliran sekumpulan wanita muda yang sedang berkumpul pada satu tempat. “Kek!!kasian dong keledainya, masa keledai kecil begitu di tunggangi dua orang” dan akhirnya si kakek ini pun merespon untuk terakhir kalinya sambil turun dari pundak keledai tersebut. “Ayo cucuku,kamu turun juga!!” kata si kakek. Kakek, cucu dan keledai inipun melanjutkan perjalanan pulang sambil beriringan dengan posisi yang pertama kali hingga sampai kerumah.

Cerita diatas tersebut sangat memiliki pesan yang sangat dalam. Bahwa kenyataannya, apapun yang anda lakukan didalam hidup ini, anda akan selalu dikomentari.  Susah, senang, rumah baru, mobil baru, hp baru, pacar baru, tidak punya pacar, menikah, janda, duda, penampilan, wajah, fisik, sifat, apapun itu jenis dan namanya anda tidak akan luput dari komentar dan cibiran orang lain, baik langsung atau tidak langsung (dibelakang anda).
Dan pertanyaannya adalah. APAKAH ANDA MASIH MAU MEMPERDULIKAN, MENGKHAWATIRKAN ATAU BAHKAN SAKIT HATI OLEH PERKATAAN MEREKA????? Sama halnya dengan anda yang pernah mengomentari atau mencibir orang lain, baik langsung atau didalam hati bukan?

Bila anda masih memperdulikan perkataan orang lain yang menyinggung diri anda, anda akan terhambat, anda akan kehilangan fokus karena memikirkan perkataan mereka. Anda adalah pemilik kendali kehidupan anda. Jangan mau dikendalikan oleh cibiran-cibiran orang lain. Apakah anda pernah melihat ada yang orang yang hidupnya tidak pernah dikomentari atau dicibir?? Manusia yang sekelas Nabi saja mengalaminya, bahkan Tuhan pun tidak luput dari cibiran-cibiran itu bukan?
Sekarang saatnya fokus pada apa yang diinginkan,kejar impian anda!! ingat ketika anda suksespun mereka akan tetap ada, jadilah pilihlah untuk sukses!!

Jadikan mereka guru-guru yang akan menjadikan anda menjadi manusia sabar, menjadi tegar, menjadi berani, menjadi kuat.

Teruslas melangkah, apapun yang terjadi. JANGAN MENYERAH!!

Cerita Inspirasi



Read More